NAMA : INEU MAELANI
NPM : 13210547
KELAS : 4EA21
I
PENDAHULUAN TEORITIKA ETIKA BISNIS
- Teori Pengertian Etika
Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan
kewajiban moral. Etika berasal dari kata Yunani ethos, yang berarti “adat
istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan
nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain.
Menurut Kamus Besar Bhs. Indonesia
(1995) Etika adalah Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan
atau masyarakat.
Secara
etimologis, etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan
atau ilmu tentang adat kebiasaan (K. Baertens, 2000).
Menurut Maryanti
& Ludigdo, etika adalah : Seperangkat
aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus
dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut oleh sekelompok atau
segolongan masyarakat atau profesi.
- Norma Umum
Norma adalah
ukuran tindakan tersebut baik atau buruk menurut pandangan orang lain pada
umumnya, yang berlaku dalam segala situasi. Norma umum terdiri dari
a. Norma
Sopan Santun, Yaitu norma Yaitu norma yang mengatur pola perilaku dan sikap
lahiriah manusia, misalnya cara berpakaian atau duduk
b.
Norma Hukum, Yaitu norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c.
Norma Moral, Yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia.
Morma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan
perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia.
- Teori Etika Deontologi
I
Istilah ‘deontologi’ berasal dari kata Yunani deon, yang berarti kewajiban.
Karena itu, etika deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak
secara baik. Menurut etika deontology, suatu tindakan itu baik bukan dinilai
dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik pada dirinya sendiri. dengan
kata lain, tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau
akibat dari tindakan itu. Jadi, nilai tindakan itu tidak ditentukan oleh akibat
atau tujuan baik dari tindakan itu. Etika Deontologi, berarti menekankan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Tiga prinsip yang harus
dipenuhi:
1. Supaya suatu tindakan
punya nilai moral, tindakan itu harus dijalankan berdasarkan kewajiban.
2. Nilai moral dari
tindakan itu tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu
melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan itu-berarti kalaupun tujuannya tidak tercapai, tindakan itu sudah di
nilai baik.
3. Sebagai
konsekuensi dari kedua prinsip itu, kewajiban adalah hal yang niscaya dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hokum moral universal.
- Teori Etika Teleologi
Yaitu
mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai
dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan
itu. Misalnya, mencuri bagi etika teleologi tidak dinilai baik atau buruk
berdasarkan baik buruknya tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan
akibat dari tindakan itu.
2. Bisnis Sebuah Profesi Etis
Etika Terapan
Secara umum kita dapat membagi etika
menjadi etika umum dan etika khusus. Etika umum berbicara mengenai norma dan
nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi manusia untuk bertindak secara etis,
bagaimana manusia mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga
normative, dan semacamnya. Etika umum sebagai ilmu atau filsafat moral dapat
dianggap sebagai etika teoritis, kendati istilah ini sesungguhnya tidak teat
karena bagaimanapun juga etika selalu berkaitan dengan perilaku dan kondisi
praktis dan actual dari manusia dalam kehidupannya sehari-hari dan tidak hanya
semata-mata bersifat teoritis.
Etika khusus adalah penerapan prinsip-prinsip atau
norma-norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam hal ini,
norma dan prinsip moral diteropongi dalam konteks kekhususan bidang kehidupan
manusia yang khusus tertentu. Dengan kata lain, etika sebagai refleksi
kritis rasional meneropongi dan merefleksi kehidupan manusia dengan mendasarkan
diri kepada norma dan nilai moral yang ada disatu pihak dan situasi khusus dari
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan setiap orang atau kelompok
orang dalam suatu masyarakat. Dalam hal ini etika tidak lagi sekedar meneropong
perilaku dan kehidupan manusia sebagai manusia begitu saja, melainkan
meneropong perilaku dan kehidupan manusia sebagai manusia dalam bidang
kehidupan dan egiatan khusus tertentu. Etika khusus dibagi lagi menjadi tiga,
yaitu etiak individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup.
Etika
Profesi
Karena etika bisnis termasuk dalam etika profesi, ada baiknya
kita perlu meninjau terlebih dahulu etika profesi itu. Ini akan ssangat
membantu kita untuk memahami apa maksudnya bisnis sebagai sebuah profesi yang
etis. Sejauh mana bisns sebagai sebuah profesi ikut menciptakan kondisi dan
citra yang etis bagi profesi bisnis ini. Namun sebelum kita menyinggung secara
sekilas beberapa prinsip etika profesi pada umumnya, ada baiknya kita tinjau
terlebih dahulu pengertian profesi itu sendiri serta beberapa ciri profesi.
a)
Pengertian Profesi
Profesi
dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkkah hidup dengan
mengandalkan keahlian dan ketrampilan nilai yang tinggi dengan melibatkan
komitmen pribadi (moral) yang mendalam. Dengan demikian orang professional
adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari
pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta
punya komitmen pribadi yang mendalam atas pekerjaannya itu. Dengan kata lain,
orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan karena ahli di
bidang tersebut dan meluangkan seluruh waktu, tenaga, dan perhatiannya untuk
pekerjaan tersebut.
Seorang
professional adalah juga orang yang punya integritas pribadi yang tinggi dan
mendalam. Ia bukan orang yang tidak tahu malu melakukan berbagai penyimpangan
dalam profesinya. Ia bukan orang yang tidak tahu malu menerima suap, berkolusi,
melakukan pemalsuan, dan seterusnya hanya demi sesuatu yang lain di luar nilai
dan tuntutan profesinya. Ia adalah orang yang tahu menjaga nama baiknya,
komitmen moralnya, tuntutan profesi serta nilai dan cita-cita yang
diperjuangkan oleh profesinya.
Dengan
demikian, profesi memang sebuah pekerjaan, tetapi sekaligus tidak sama begitu
saja dengan pekerjaan pada umumnya. Profesi mempunyai tuntutan yang sangat
tinggi, bukan saja dari luar melainkan terutama dari dalam diri orang itu
sendiri. Tunttan ini menyangkut tidak saja keahlian, melainkan juga komitmen
moral, tanggung jawab, keseriusan, disipllin, dan integritas pribadi.
b)
Ciri-Ciri Profesi
Pertama, adanya keahlian dan ketrampilan khusus.
Profesi selau mengandaikan adanya keahlian dan ketrampilan khusus tertentu yang
dimiliki oleh sekelompok orang yang professional untuk bisa menjalankan
pekerjaannya dengan baik. Keahlian dan ketrampilam khusus ini umumnya dimiliki
dengan kadar, lingkup, dan tingkat yang melebihi keahlian dan ketrampilan orang
kebanyakan lainnya. Ini berarti orang professional itu lebih ahli dan trampil
dalam bidang profesinya dari pada orang-orang lain.
Kedua, adanya komitmen moral yang tinggi.
Komitmen moral ini biasanya dituangkan, khususnya untuk profesi yang
luhur, dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengemban profesi yang bersangkutan.
Ketiga, biasanya orang yang professional
adalah orang yang hidup dari profesinya. Ini berarti dia hidup sepenuhnya
dari profesi ini dan profesinya telah membentuk identitas orang tersebut.
Ciri keempat, pengabdian kepada masyarakat.
Adanya komitmen moral yang tertuang dalam kode etik profesi ataupun sumpah
jabatan menyiratkan bahwa orang-orang yang mengemban profesi tertentu,
khususnya profesi luhur, lebih mendahulukan dan dan mengutamkan kepentingan
masyarakat daripada kepentingan pribadinya.
Kelima, pada profesi luhur biasanya ada izin khusus
untuk menjalankan profesi tersebut. Karena setiap profesi, khususnya
profesi luhur, menyangkut kepentingan orang banyak, dan terkait dengan
nilai-nilai luhur kemanusiaan berupa keselamtan, keamanan, kelangsungan hidup,
kesehatan, dan sebagainya maka untuk menjalankan suatu profesi yang berkaitan
dengan kepentingan orang banyak itu diperlukan izin khusus. Izin khusus
ini bertujuan untuk melindungi masyarakat dari pelaksanaan profesi yang tidak
becus.
c)
Prinsip-Prinsip Etika Profesi
Pertama, prinsip tanggung jawab. Tanggung jawab
adalah salah satu prinsip pokok bagi kaum professional. Bahkan sedemikian
pokoknya sehingga seakan tidak harus lagi dikatakan. Karena sebagaimana telah
diuraikan, orang yang professional sudah dengan sendirinya berarti orang yang
bertanggung jawab, yaitu bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaannya
dan terhadap hasilnya dan dia juga bertanggung jawab atas dampak profesinya itu
terhadap kehidupan dan kepentingan orang lain, khususnya kepentingan
orang-orang yang dilayaninya.
Prinsip kedua adalah prinsip keadilan. Prinsip
ini terutama menuntut orang yang professional agar dalam menjalankan profesinya
ia tidak merugikan hak dan kepentingan pihak tertentu, khususnya orang-orang
yang dilayaninya dalam rangka profesinya.
Prinsip ketiga, prinsip otonomi. Ini lebih
merupakan prinsip yang dituntut oleh kalangan professional terhadap dunia luar
agar mereka diberi kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya
Prinsip keempat, prinsip integritas moral.
Berdasarkan hakikat dan ciri-ciri professi diatas, terlihat jelas bahwa orang
yang professional adalah juga orang yang punya integritas pribadi atau moral
yang tinggi. Karena ia punya komitmen pribadi untuk menjaga keluhuran
profesinya, nama baiknya, dan juga kepentingan orang lain atau masyarakat.
Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia. Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
H. Pendekatan-pendekatan Stockholder
Menuju Bisnis sebagai Profesi Luhur
Baru belakangan ini bisnis dianggap sebagai sebuah
profesi. Bahkan belakangan ini, bisnis seakan memonopoli sebutan profesi,
tetapi sekaligus juga menyebabkan pengertian profesi menjadi rancu atau
kehilangan pengertian dasarnya. Ini karena bisnis modern mensyaratkan dan
menuntut para pelaku bisnis untuk menjadi orang yang professional.
Berdasarkan pengertian profesi yang menekankan pada
keahlian dan ketrampilan yang tinggi serta komitmen moral yang mendalam,
maka jelas kiranya bahwa pekerjaan yang kotor tidak akan disebut sebagai
profesi. Karena itu sesungguhnya bisnis bukanlah merupakan profesi, kalau
bisnis dianggap sebagai pekerjaan kotor, kendati kata profesi, professional,
ddan profesionalisme sering begitu diobaral dalam kaitan dengan kegiatan
bisnis. Namun pihak lain tidak dapat disangkal bahwa ada banyak orang bisnis
dan juga perusahaan yang sangat menghayati pekerjaan dan kegiatan
bisnisnya sebagai sebuah profesi dalam pengertiannya sebagaimana kita jelaskan
diatas. Mereka tidak hanya mempunyai keahlian dan ketrampilan yang tinggi tapi
punya komitmen morak yang mendalam. Karena itu, bukan tiddak mungkin bahwa
bisnis pun dapat menjadi sebuah professi dalam pengertiannya yang
sebenar-benarnya bahkan menjadi sebuah profesi luhur.
a)
Pandangan Praktis-Realistis
Dalam pandangan ini ditegaskan secara jelas bahwa
tujuan utama bisnis, bahkan tujuan satu-satunya adalah mencari keuntungan.
Bisnis adalah suatu kegiatan profit-making. Dasar pemikirannya adalahh
bahwa orang yang terjun ke dalam bisnis tidak punya keinginan dan tujuan lain
selain ingin mencari keuntungan . kegiatan bisnis adalah kegiatan ekonomis dan
bukan kegiatan sosial. Karena itu, keuntungan itu sah untuk menunjang kegiatan
bisnis. Tanpa keuntungan bisnis tidak dapat jalan.
b)
Pandangan Ideal
Menurut pandangan ini, bisnis tidak lain adalah suatu
kegiatan diantara manusia yang menyangkut memproduksi, menjual, dan membeli
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pandangan ini tidak
menolak bahwa keuntungan adalah tujuan utama bisnis. Tanpa keuntungan bisnis
tidak bisa bertahan. Namun keuntungan hanya dilihat sebagai konsekuensi logis
dari kegiatan bisnis. Yaitu, bahwa dengan memenuhi kebutuhan masyarakat secara
baik, keuntungan akan datang dengan sendirinya. Masyarakat akan merasa terikat
membeli barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan yang memenuhi kebutuhan
mereka dengan mutu dan harga yang baik itu.
II BISNIS
DAN ETIKA
.
Bayangkan saja bila satu perusahaan melakukan banyak
cara yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di masyrakat, bahkan cenderung
tidak disukai masyarakat, hal tersebut akan berdampak turunnya citra perusahaan
di mata masyarakat sebagai konsumen. Sebagian orang berpendapat kalau bisnis
dan etika tidak punya kaitan sama sekali. bisnis jika terlalu banyak mementingkan
etika akan semakin jauh tertinggal dengan kompetitor. pernyataan ini jelas
sangat salah.
A. Mitos Bisnis Amoral
Mitos Bisnis Amoral mengungkapkan suatu keyakinan
bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali.
Mitos ini mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau
etika tidak ada hubungannya. Bisnis berorientasi untuk mendapatkan keuntungan
semaksimal mungkin tanpa mengindahkan etika dan moralitas.
B. Keutamaan Etika
Bisnis
a. Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut
untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya
b. Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka
konsumen benar-benar raja
c. Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah
yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus
menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis
d. Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan
bukanlah tenaga yang harus dieksploitasi demi mendapat keuntungan
C. Sasaran dan Lingkup Etika
Bisnis
a. Etika Bisnis sebagai etika profesi membahas
berbagai prinsip, kondisi dan masalah yang terkait dengan praktek bisnis yang
baik dan etis.
b. Etika Bisnis untuk menyadarkan masyarakat bahwa hak
dan kewajiban mereka tidak boleh dilanggar oleh pratek bisnis siapapun juga.
c. Etika Bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi
yang sangat menentukan etis tidaknya suatu usaha bisnis.
D. Prinsip-prinsip
Etika Bisnis
a.Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran
1. Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak
2. Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
3. Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan
dapat dipertanggung- jawabkan
d. Prinsip Saling
Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga
menguntungkan semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini
dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan
agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik
perusahaan
E. Etos Bisnis
Etos bisnis adalah suatu
kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu
perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah
pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral
tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga
membedakannya dari perusahaan yang lain.
F. Etos kerja
Etos Kerja sebenarnya istilah populer untuk “selera
bekerja” yang terdiri dari :
- Semangat (spirit)
- Self esteem (harga diri)
- Trust (keyakinan)
Beberapa prinsip etos kerja :
•
Kerja adalah
Rahmat
•
Kerja adalah
Amanah
•
Kerja adalah
Panggilan
•
Kerja adalah
Aktualisasi
•
Kerja adalah
Ibadah
•
Kerja adalah
Seni
•
Kerja adalah
Kehormatan
•
Kerja adalah
Pelayanan
G. Realisasi Moral Bisnis
Etika merupakan ilmu tentang norma-norma, nilai-nilai dan ajaran moral, sedangkan moral adalah rumusan sistematik terhadap anggapan-anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban-kewajiban manusia. Moral (Bahasa Latin Moralitas) adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif.
H. Pendekatan-pendekatan Stockholder
Perusahaan berdiri dan berkembang dalam masyarakat
tentunya tidak hanya mulus dan tanpa adanya masalah dalam keseharian berjalannya
perusahaan. Terkadang timbul tekanan tekanan baik dari luar perusahaan ataupun
dari dalam perusahaan. Tekanan ini sifatnya tidak selalu buruk, terkadang
tekanan justru memberikan peluang bagi perusahaan untuk terus berkembang dan
membesarkan perusahaan. Menurut Rhenald Kasali dalam bukunya Manajemen Public
Relations “Stakeholders adalah setiap kelompok yang berada di dalam maupun luar
perusahaan yang mempunyai peran dalam menentukan perusahaan. Stakeholders bisa
berarti pula setiap orang yang mempertaruhkan hidupnya pada perusahaan. Penulis
manajemen yang lain menyebutkan bahwa stakeholders terdiri atas berbagai
kelompok penekan (pressure group) yang mesti di pertimbangkan perusahaan”.
III ETIKA UTILITARIANISME DALAM
BISNIS
A. Kriteria dan Prinsip Etika Utilitarianisme
a. Manfaat
Kebijaksanaan atau tindakan mendatangkan manfaat atau kegunaan tertentu
b. Manfaat Terbesar
Kebijaksanaan atau tindakan mendatangkan manfaat besar dibandingkan dengan
alternatif lainnya. Dapat dikatakan bahwa tindakan yang baik adalah tindakan
yang menimbulkan kerugian terkecil
c. Manfaat Terbesar Bagi Orang Sebanyak Mungkin
Suatu kebijakan atau tindakan dinilai baik secara moral jika tidak hanya
mendatangkan manfaat terbesar, melainkan apabila mendatangkan manfaat terbesar
bagi banyak mungkin orang
B. Nilai Positif Etika Utilitarianisme
a. Rasionalitas
b. Menghargai kebebasan setiap pelaku moral
c. Universalitas
C. Utilitarianisme Sebagai Proses dan
Standar Penilaian
a. Etika utilitarianisme digunakan sebagai proses untuk mengambil
keputusan, kebijaksanaan atau untuk bertindak
b. Etika utilitarianisme sebagai standar penilaian bagi tindakan atau
kebijaksanaan yang telah dilakukan
D. Analisa Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan dan kerugian, cost and benefits yang dianalisis
tidak dipusatkan pada keuntungan dan kerugian perusahaan
b. Analisis keuntungan dan kerugian tidak ditempatkan dalam kerangka uang.
Dalam analisis ini perlu juga mendapat perhatian serius, bahwa keuntungan dan
kerugian disini tidak hanya menyangkut aspek financial, melainkan juga
aspek-aspek moral
c. Analisis keuntungan dan kerugian untuk jangka panjang. Benefits yang
menjadi sasaran utama semua perusahaan adalah long term net benefits
E. Kelemahan Etika Utilitarianisme
a. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataan
praktis akan menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit
b. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu
tindakan pada dirinya sendiri dan hanya memperhatikan nilai suatu tindakan
sejauh berkaitan dengan akibatnya
c. Etika utilitarianisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik
seseorang
d. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikuantifikasi
e. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarianisme saling
bertentangan, maka akan ada kesulitan dalam menentukan proiritas di antara
ketiganya.
Sumber :
DR. A. Sonny Keraf. 2006. Etika
Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
Dr. Keraf, A. Sonny. 2006. Etika Bisnis: Tuntutan
dan Relevansinya. Yogyakarta: Kanisius
http://ameliaarletha.blogspot.com/2012/11/teoritika-etika-bisnis.html
http://srisulistyawati.blogspot.com/2012/10/bab-1-teoritika-etika-bisnis.html
http://yuumenulis.wordpress.com/2012/11/07/bisnis-dan-etika/
http://yuumenulis.wordpress.com/2012/11/07/etika-utilitarianisme-dalam-bisnis/
http://srisulistyawati.blogspot.com/2012/10/bab-2-bisnis-dan-etika_7279.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar